Langit Senja, Lelah dalam Keindahan

 

Ketika senja memancarkan wujud sebenarnya, maka Tuhan melukiskan keindahan di dalamnya, aku tersenyum dalam kelelahan, tersirat sejingga senja yang menghidupkan raga sekilas, sepintas, namun tak terbatas.

 

Lalu angin berhembus memecah langit yang menyengat sedari tadi, mengibaskan jiwa, mengurangi kepedihan yang mungkin masih tersimpan, menerbangi hawa-hawa kusam yang sedari tadi terbawa.

 

Dalam hati, raga ingin terbang bersama jingga yang tenggelam, mengejar keindahan yang sekejap, memeluk kenyamanan yang malu-malu …

 

Mahligai senja ini mungkin tak berjanji kapan ia kembali, tetapi Tuhan selalu berlatih melukis dan memamerkannya tepat pada waktunya.. lalu Kapan?

 

Percayalah.. bahwa Tuhan melukiskan senja untuk jiwa-jiwa yang merindukan keindahan.. dan jangan sia-siakan..

 

Rasakan jingganya, lepaskan lelahnya, karna mungkin esok kau tak bertemu lagi dengannya..

 

Akhir Februari, bersama jingga..

Aku tetaplah aku..

Salam Jingga~