Pagi itu, sepagi-paginya dia menyapa hidupku
Pada sebuah jejaring sosial yang selalu ku tinggalkan jejak
Sebuah ucapan Selamat Pagi, menghantarkan untuk berkelanjutan
Sebuah percakapan yang indah, yang menghidupkan hidupku
Kemudian, ia memberikan sebuah harapan, harapan, dan harapan
Sebuah harapan dan perhatian yang terkenang
Hidupku menjadi hanya aku dan dia
Kesenangan yang tak kenal waktu, senyuman yang tak ada habisnya
Namun, hati ini begitu durhaka..
Hati ini tak sejalan dengan lisan
Ia berusaha meyakinkan, aku berusaha tak melepaskan
Apa daya, hati tetaplah hati, dan tak bisa berbohong
Pada akhirnya, melepaskan adalah jalan keluarnya
Jalan keluar yang sepintas dan tak pantas menurutku
Bodoh, bersalah dan menyesal, tapi ada yang masih harus ku kejar
Cinta dan cita yang tak patut dipersalahkan
Apakah nasi yang lembek selalu menjadi bubur?
Apakah setelah hujan selalu ada pelangi?
Bukankah setelah malam selalu ada pagi?
Mungkinkah cinta yang tertunda dapat kembali lagi?
Tuhan jaga dia sebaik-baiknya, cintai dia seindah-indahnya, lindungi dia senyaman-nyamannya..
Karena dalam doaku ada nama dia, dalam hidupku ada kenangan dia, dan dalam waktu ada harapan untuk mengenalnya lagi tepat pada waktunya..
Dan ini adalah untuk Cinta dan Cita yang tak patut dipersalahkan.. (HIK)